Selasa, 30 September 2014

Sungsang Bikin Galau



Begini toh galaunya ibu hamil..ketika mengetahui hasil USG bahwa letak janin sungsang sejak usia 7 bulan. Nasehat dokter, perbanyak sujud dan dalam tempo yang lama, minimal 15 menit. Dalam prakteknya saya  selalu menyempatkan sujud selama yang saya mampu, kalau pegal di leher belum terlalu parah saya akan lanjut sujud bahkan sampai ketiduran. Sehari bisa sampai tiga sampai lima kali, yaa sesempatnya saya, maklum jadi ibu rumah tangga dengan anak balita dan tanpa ART itu benar-benar menyita banyak waktu saya di saat hamil ke dua ini. 

Kegalauan bertambah ketika beberapa hari yang lalu saya melakukan kontrol rutin ke dokter kandungan yang sudah masuk 2 minggu sekali di usia 34 minggu ini. Bagaimana tidak, hasil USG menyatakan bahwa janin dalam rahim saya masih tetap sungsang dan ternyata penyebab letaknya tetap sungsang itu adalah adanya 2 lilitan tali pusar di lehernya. Membayangkan ada satu lilitan tali pusar saja saya tidak pernah berani tapi kenyataannya lebih parah dari itu, ada 2 lilitan..yaa Alloh kenapa bisa begini...

Saya lihat wajah suami berubah cemas, dia pun menanyakan pada dokter perihal berbahaya atau tidaknya hal ini serta mengenai proses persalinannya kelak. Dokter mengatakan lilitan tali pusar dapat berbahaya bagi janin jika lilitannya erat, maka saya diwajibkan untuk terus memerhatikan gerakan janin setiap harinya. Dengan kartu gerak janin yang sudah diberikan pada kontrol sebelumnya saya harus terus mengawasi. Jika dalam 12 jam gerakan janin kurang dari 8 gerakan maka saya diwajibkan untuk segera mendatangi RS untuk kemudian dilakukan tindakan untuk menyelamatkan nyawa bayi dalam rahim saya. Mendengar hal itu saya semakin cemas karena perkataan dokter menandakan bahwa janin saya dalam keadaan yang bisa membahayakan nyawanya.

Lalu mengenai proses persalinannya dokter mengatakan akan sulit dan beresiko besar jika melalui persalinan normal. Letak sungsang serta terdapatnya 2 lilitan pada leher janin benar-benar kondisi yang sulit jika dilakukan persalinan normal. Resikonya janin bisa tercekik dan sulit mendapat pasokan oksigen dari tali pusar. Lain hal jika hanya terdapat lilitan tali pusar dan posisi yang normal, yaitu kepala di panggul (tidak sungsang), hal ini lebih memungkinkan dilakukan persalinan normal. 

Saya langsung lemas mendengarnya, saat itu saya berusaha untuk tidak menangis, jujur saya ingin sekali melahirkan normal seperti anak pertama saya Alvin. Saya takut jika harus melakukan operasi karena yang saya tahu operasi caesar lebih banyak resikonya..tapi jika memang itu jalan satu-satunya untuk keselamatan anak saya yaa mau bagaimana lagi saya pasrah.

Beruntung dokter kandungan saya masih menyemangati saya dan memberi saya harapan. Dokter menyarankan saya untuk terus rajin bersujud, bahkan beliau menambahkan sambil bersujud sambil berdoa dan berdzikir, "Insya Allah, bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin, jadi mohon pertolongan sama Allah. Yakin dan terus berusaha." Itu perkataan menyejukkan yang dikatakan dokter. Sungguh mengobati sedikit kecemasan saya. Beruntung dokter yang saya pilih ini bukan tipe dokter yang main langsung vonis harus caesar. Justru dokter menyarankan saya untuk optimis, ikhtiar dan berdoa.

Sekarang walaupun kemungkinannya kecil untuk bisa berubah posisi dalam keadaan leher terlilit, namun saya tetap mengikuti saran dokter. Tiap hari saya masih rajin memperlama sujud, ketika shalat pun sujudnya diperlama. Berdoa itu sudah pasti, selain itu juga saya sering berbicara pada janin diperut saya agar dia mau berusaha melepaskan lilitan di lehernya, Alvin pun kadang-kadang ikutan berbicara pada adiknya di perut sambil mengelus perut saya..Hal ini menguatkan saya untuk terus optimis bahwa keadaan akan lebih baik. Semoga saja...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar