Jumat, 19 Desember 2014

Impian Kecilku yang Besar

                Mimpiku tak terlalu tinggi, bukan karena aku seorang apatis. Melihat anak-anakku tersenyum dengan tubuhnya yang sehat sudah membuat hatiku tenang. Menyaksikan keluarga kecilku hidup rukun tanpa beban merupakan anugrah bagiku. Jadi, untuk ibu rumah tangga sepertiku rasanya tak perlu lagi aku mengidamkan sesuatu yang berlebihan, yang mungkin di luar jangkauanku.
                Meskipun mimpiku sederhana, namun tak mudah bagiku untuk mewujudkannya. Di balik keyakinanku akan terwujudnya mimpi sederhanaku itu, aku berjuang selayaknya seorang ibu dan istri yang mencintai keluarganya. Bukan dengan harta, bukan pula dengan sekedar tenaga. Aku mengerahkan segala insting yang kupunya dan memadukannya dengan perasaan dan pikiran.
                Tangis, tawa, bosan, semua silih berganti menghiasi perjuanganku itu. Ada kalanya suamiku justru menjadi penghancur semangatku karena seringkali kami berbeda pandangan dan pendapat. Jika sudah begini aku harus memikirkan cara lain yang tak akan mengobarkan nyala api dalam rumah tangga kami. Memertahankan pendapat demi sebuah prinsip memang perlu dilakukan, tapi tidak seharusnya aku mendorong egoku sampai mengorbankan keharmonisanku dengan suami. Jika itu terjadi maka pupuslah sudah mimpi sederhanaku, anak-anakku menjadi korban dan aku mendapat predikat ibu yang egois.
                Memang tak mudah dan perlu mental yang kuat. Bahkan untuk menjadi ibu rumah tangga seperti sekarang saja aku harus mengorbankan banyak hal. Pendidikanku yang tamatan S1 tidak terpakai sama sekali, ijazahku teronggok rapi di laci lemari pakaian. Tubuhku yang semasa gadis selalu ku rawat, kini hampir tak kupedulikan lagi karena tubuh indah dan kulit mulus bukan lagi menjadi tujuanku kini. Cukup perawatan sederhana dan tidak mempermalukan suamiku sudah cukup bagiku.  Seluruhnya kuutamakan untuk suami dan anak-anakku.

                Kelak aku yakin mimpiku akan kebahagiaan keluarga kecilku ini pasti terwujud, atau mungkin aku hanya perlu memertahankannya karena kini aku sudah merasakan kebahagiaan itu. Walau memang seringkali kobaran api memerlihatkan sedikit gejolaknya, jika itu terjadi aku kembali mencari pemadam dan berusaha menjadi penyejuk agar suasana kembali nyaman dan terkendali.

Rabu, 22 Oktober 2014

Menanti Kelahiran



Alhamdulilah kini usia kandungan telah memasuki usia 38 minggu, artinya sekitar 2 minggu ke depan anak ke dua saya akan lahir ke dunia. Harap-harap cemas pun melanda. Antara ingin segera melahirkan tapi juga ada rasa grogi menghadapi proses persalinan nanti.

Pada persalinan ke dua nanti dokter sudah mengatakan bahwa insyaAlloh saya bisa melahirkan secara normal. Kasus sungsang beberapa waktu lalu alhamdulilah telah teratasi karena berkat rajinnya sujud setiap hari serta doa dari sanak saudara, akhirnya janin dalam rahim saya bisa membalikkan tubuhnya ke posisi normal, meskipun dalam keadaan leher masih terlilit tali pusar. Saat terakhir USG pun lilitan itu masih ada, meskipun begitu dokter tetap meyakinkan saya insyaAlloh bisa melahirkan normal.. alhamdulilah..

Sekarang yang saya rasakan adalah nyeri di daerah punggung dan pinggang, terkadang juga terasa seperti ada tekanan ke arah bawah dan rasanya lumayan ngilu..terutama saat berjalan. Pernah beberapa hari yang lalu saya merasakan kontraksi yang lumayan sering setiap 20 menit sekali dan sekali kontraksi lamanya bisa sekitar 46 detik, saya menghitung menggunakan aplikasi android yang sudah terinstall jauh2 hari. Saya merasakan kontraksi itu sejak sore hingga subuh keesokan harinya. Rasanya berawal dari daerah pinggul kemudian naik ke atas dan menyebar ke perut..tapi tidak ada keluar lendir atau darah dan perlahan rasa mulas dan kontraksi itu hilang dengan sendirinya. Hufft.. saya kira saya akan melahirkan saat itu, ternyata belum waktunya.

Mungkin adiknya Alvin ini memang masih betah di dalam atau mungkin juga dia masih memberi waktu pada ayah dan mamanya untuk mencari nama untuknya. Ya, memang kami masih belum mendapatkan nama yang cocok, kecuali nama depan dan akhir insyaAlloh akan sama dengan nama Alvin. 

Tak sabar rasanya ingin segera melihat wajah anak ke dua saya karena setiap di USG wajahnya tidak pernah terlihat jelas, maklum hanya USG 2D. Sekarang yang bisa saya lakukan hanya berdoa agar segera dipertemukan dengan anak saya ini sambil terus berusaha memancing kontraksi dan mendorong jalan lahir, seperti jalan kaki, senam berdiri-jongkok, tidur miring ke kiri, 'hb' dengan suami..semoga saat-saat yang dinanti itu segera tiba,,amin yra..

Selasa, 30 September 2014

Sungsang Bikin Galau



Begini toh galaunya ibu hamil..ketika mengetahui hasil USG bahwa letak janin sungsang sejak usia 7 bulan. Nasehat dokter, perbanyak sujud dan dalam tempo yang lama, minimal 15 menit. Dalam prakteknya saya  selalu menyempatkan sujud selama yang saya mampu, kalau pegal di leher belum terlalu parah saya akan lanjut sujud bahkan sampai ketiduran. Sehari bisa sampai tiga sampai lima kali, yaa sesempatnya saya, maklum jadi ibu rumah tangga dengan anak balita dan tanpa ART itu benar-benar menyita banyak waktu saya di saat hamil ke dua ini. 

Kegalauan bertambah ketika beberapa hari yang lalu saya melakukan kontrol rutin ke dokter kandungan yang sudah masuk 2 minggu sekali di usia 34 minggu ini. Bagaimana tidak, hasil USG menyatakan bahwa janin dalam rahim saya masih tetap sungsang dan ternyata penyebab letaknya tetap sungsang itu adalah adanya 2 lilitan tali pusar di lehernya. Membayangkan ada satu lilitan tali pusar saja saya tidak pernah berani tapi kenyataannya lebih parah dari itu, ada 2 lilitan..yaa Alloh kenapa bisa begini...

Saya lihat wajah suami berubah cemas, dia pun menanyakan pada dokter perihal berbahaya atau tidaknya hal ini serta mengenai proses persalinannya kelak. Dokter mengatakan lilitan tali pusar dapat berbahaya bagi janin jika lilitannya erat, maka saya diwajibkan untuk terus memerhatikan gerakan janin setiap harinya. Dengan kartu gerak janin yang sudah diberikan pada kontrol sebelumnya saya harus terus mengawasi. Jika dalam 12 jam gerakan janin kurang dari 8 gerakan maka saya diwajibkan untuk segera mendatangi RS untuk kemudian dilakukan tindakan untuk menyelamatkan nyawa bayi dalam rahim saya. Mendengar hal itu saya semakin cemas karena perkataan dokter menandakan bahwa janin saya dalam keadaan yang bisa membahayakan nyawanya.

Lalu mengenai proses persalinannya dokter mengatakan akan sulit dan beresiko besar jika melalui persalinan normal. Letak sungsang serta terdapatnya 2 lilitan pada leher janin benar-benar kondisi yang sulit jika dilakukan persalinan normal. Resikonya janin bisa tercekik dan sulit mendapat pasokan oksigen dari tali pusar. Lain hal jika hanya terdapat lilitan tali pusar dan posisi yang normal, yaitu kepala di panggul (tidak sungsang), hal ini lebih memungkinkan dilakukan persalinan normal. 

Saya langsung lemas mendengarnya, saat itu saya berusaha untuk tidak menangis, jujur saya ingin sekali melahirkan normal seperti anak pertama saya Alvin. Saya takut jika harus melakukan operasi karena yang saya tahu operasi caesar lebih banyak resikonya..tapi jika memang itu jalan satu-satunya untuk keselamatan anak saya yaa mau bagaimana lagi saya pasrah.

Beruntung dokter kandungan saya masih menyemangati saya dan memberi saya harapan. Dokter menyarankan saya untuk terus rajin bersujud, bahkan beliau menambahkan sambil bersujud sambil berdoa dan berdzikir, "Insya Allah, bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin, jadi mohon pertolongan sama Allah. Yakin dan terus berusaha." Itu perkataan menyejukkan yang dikatakan dokter. Sungguh mengobati sedikit kecemasan saya. Beruntung dokter yang saya pilih ini bukan tipe dokter yang main langsung vonis harus caesar. Justru dokter menyarankan saya untuk optimis, ikhtiar dan berdoa.

Sekarang walaupun kemungkinannya kecil untuk bisa berubah posisi dalam keadaan leher terlilit, namun saya tetap mengikuti saran dokter. Tiap hari saya masih rajin memperlama sujud, ketika shalat pun sujudnya diperlama. Berdoa itu sudah pasti, selain itu juga saya sering berbicara pada janin diperut saya agar dia mau berusaha melepaskan lilitan di lehernya, Alvin pun kadang-kadang ikutan berbicara pada adiknya di perut sambil mengelus perut saya..Hal ini menguatkan saya untuk terus optimis bahwa keadaan akan lebih baik. Semoga saja...

Selasa, 23 September 2014

Biwir Nyiru Rombengeun

Hidup bertetangga itu kadang membingungkan. Di satu sisi tetangga itu adalah keluarga kedua karena merekalah yang akan dimintai bantuannya ketika kita mengalami suatu kondisi darurat dan harus segera memperoleh bantuan, namun di sisi lain tetangga juga bisa menjadi momok ketika kita berusaha sejauh mungkin dengan yang namanya gibah atau bergunjing. 

Biasanya ini terjadi di kalangan ibu-ibu, walaupun tak bisa dipungkiri bahwa bapak-bapak pun ada yang hobinya bergunjing. Kalau sudah menghadapi tetangga model begini biasanya kita akan dihadapkan pada dua buah ujian, ujian yang pertama, tetap mendengarkan gunjingan dengan resiko tanpa sadar kita terhipnotis untuk turut serta bergunjing karena sesungguhnya bagi beberapa orang bergunjing itu mengasyikkan bahkan bisa membuat kita melupakan hal lain yang lebih penting. Ujian yang kedua, pamit pergi meninggalkan orang yang tengah bergunjing tersebut dengan resiko akan masuk daftar blacklist untuk kemudian dijadikan bahan gunjingan pada tetangga lain. Akhirnya buruklah nama kita di mata tetangga lain, tak ada lagi undangan hajatan sampai ke rumah kita, tak ada lagi senyum ramah dari para tetangga dan yang paling parah tak ada bantuan yang kita peroleh ketika kita menghadapi kondisi darurat seperti yang saya sebutkan di atas. Memang terdengar berlebihan, tapi itu kenyataan yang terjadi di masyarakat kita dewasa ini bahkan mungkin sudah terjadi sejak jaman nenek moyang.

Ternyata memang tidak mudah hidup bertetangga, dengan keragaman sifat dan kebiasaan para tetangga membuat kita harus pintar-pintar membawa diri agar tidak terjebak dan menjerumuskan diri sendiri atau orang lain. Di negara ini atau di manapun kita pasti bertemu dengan orang yang “Biwir nyiru rombengeun”, atau jangan-jangan anda termasuk orang seperti itu..(insyaAllah bukan). Biwir nyiru rombengeun adalah sebuah pribahasa Sunda yang artinya seseorang yang senang membicarakan segala sesuatu (termasuk rahasia) tanpa mempertimbangkan baik buruknya.

Orang-orang yang senang bergunjing rata-rata adalah orang yang tidak bisa menyimpan rahasia orang lain dan pada akhirnya membongkar rahasianya sendiri dan juga keburukannya sendiri. Ya, sangat cocok disebut biwir nyiru rombengeun. Biwir nyiru rombengeun berasal dari tiga suku kata, yaitu biwir yang artinya bibir, nyiru yang artinya tampah yang terbuat dari buluh atau rotan, rombengeun yang artinya barang bekas atau rusak. Jika disatukan dapat diartikan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu memiliki bibir seperti tampah rusak, bukan dalam bentuk fisik melainkan perkataan yang terucap dari bibirnya tidak layak didengar. Istilah yang cocok untuk orang yang senang bergunjing.


Semoga kita terhindar dari orang-orang yang memiliki biwir nyiru rombengeun, jika terpaksa berhadapan dengan orang seperti itu maka hadapilah dengan bijak, jangan sampai ikut terjerumus dan menjadi bagian dari mereka. Hidup bertetangga bukan hal yang mudah, ada baik dan buruk di sana. Senantiasa kita harus menjaga silaturahmi dengan tetangga layaknya keluarga, saling tolong menolong hendaknya dijadikan kebiasaan. Namun kita pun perlu berhati-hati dalam bergaul dengan tetangga, membatasi pembicaraan tetap diperlukan agar tidak ada gunjingan dalam pembicaraan kita, sehingga kita terhindar dari gibah yang dilarang agama. Agar tidak terlibat dalam pergunjingan maka hindarilah dengan cara yang baik dan berkenan, contohnya berpura-pura kebelet buang air kecil lalu pamit masuk ke rumah atau berpura-pura lupa mematikan kompor dan langsung berlari masuk ke rumah. Asal tidak dengan cara yang menyakiti tentu kita bisa menghindari pergunjingan dan tetap memelihara silaturahmi dengan tetangga.



Rabu, 03 September 2014

Kue Ulang Tahun untuk Alvinkuuu..

Walaupun perut semakin besar, kaki bengkak-bengkak n napas mulai ngos-ngosan..tapi di usia kandungan 30 minggu ini saya tetap semangat bikinin kue ultah untuk Alvin. Meskipun gak ada perayaan ulang tahun tapi sejak jauh-jauh hari Alvin udah request minta dibikinin kue ultah berbentuk mobil. Akhirnya cari-carilah di youtube tutorial dekorasi kue berbentuk mobil. Dari yang ribet sampe yang asal-asalan bin berantakan ada semua di youtube. Agak males juga klo dapetnya tutorial yang lebih banyak ngomongnya dari pada prakteknya, alhasil cari lagi video lain.. sampe akhirnya dapet juga model mobil VW yang gak susah-susah amat bikinnya. Walaupun gak 100% sama krn pengen juga menerapkan ide di otak yang lumayan kreatif (agak nyombomg dikit :p). 

Awalnya pengen banget si kue ultah dekornya bener-bener secara keseluruhan pake butter cream aja.. tapi koq hati ini agak2 penasaran dengan yang namanya fondant. Denger-denger sih si fondant ini manisnya kebangetan tp teteuup.. penasaran juga pengen nyobain ngebentuk-bentuk n menuangkan ide kreatif pake fondant, kyanya rasanya mirip kya main lilin alias playdough yang suka dimainin Alvin. Jadi deh saya beli fondant pas belanja bahan-bahan kue. Waktu search di google merk Satin Ice itu recomended bgt karena katanya baunya enak dan manisnya ga terlalu giung bahasa sundanya mah.. tp sayangnya di TBK tempat saya belanja waktu itu gak ada merk Satin Ice, adanya cuma Bakels. Ya udah dari pada gak ada akhirnya saya beli juga tuh bakels.

Berhubung belanjanya mendadak jadinya bikin kuenya juga mendadak.. Tepat bgt di hari ultah Alvin. Pagi-pagi sambil ngebangunin Alvin, saya cium n peluk Alvin sambil ngucapin "Happy birth day.." Alvin bangun sambil senyum ngantuk..terus dia duduk sambil kucek-kucek mata n nanya, "Kue mobilnya udah jadi, mah?" Halaaah.. diriku agak2 kecewa sama diri sendiri krn gak bisa bikin surprise di hari ultahnya krn si kue masih belum diproses. Akhirnyee setelah selesai ngerjain semua kerjaan rumah dan si ayah udah berangkat kerja saya langsung ngebut bikin kue.. sambil digerecokin Alvin tentunya..

Kue ultah Alvin base cakenya pakai resep brokusnya ncc yang lumayan boros telur menurut saya yang rada irit ini..tp gak apa-apalah demi anak, sekali setaun gak apa-apa toh boros telur..hehe.. lagipula brokus ini memang enak dan nyoklat bgt, secara selain pake coklat bubuk si adonan juga pake DCC. Tapi untuk lapisannya saya gak pake meises melainkan pake chocolate ganache..trs setelah dioles buttercream, atasnya disiram lagi pake ganache..jadinya super duper nyoklat.. 

Tapi ga cuma coklat dan VW brownies lapis fondant yang nempel di situ krn saya juga kasih tambahan rumput-rumput dari buttercream. di keliling kuenya juga saya kasih buttercream bentuk anyaman..jadinya lumayan unik kan bentuk kuenya..hehe narsis.. 

Alvin seneeeng bgt lihat kue pesenannya jadi dan sesuai keinginannya.. Selamat ulang tahun yang ke-4 Alvin..semoga semua harapan mama dan ayah untukmu dikabul Allah SWT.. Aminnn..karena semua orang tua pasti selalu berharap yang terbaik untuk anaknya. :)




Minggu, 20 Juli 2014

NGIDAM Bikin Ayam Kodok

Judulnya rada aneh ya? tapi memang begitulah keadaannya. Biasanya orang hamil ngidam pengen makan sesuatu, lah saya kok ngidamnya malah pengen masak sesuatu. Udah lama dari awal-awal hamil pengen banget bikin Ayam Kodok ini tapi selalu mundur karena dihantui perasaan takut gagal. Gimana gak takut gagal, lha wong banyak yang bilang bikin ayam kodok itu rumitnyee naujubileehh.. Kalo gak hati-hati dan kurang cermat bisa-bisa si kulit ayam sobek di sana-sini n mengakibatkan butuh tenaga ekstra untuk ngobras. Memang sih takut gagal itu terus menghantui tapi sampai masuk di usia kehamilan 6 bulan ini perasaan ngidam itu kok gak ilang juga, teteup kepingiin banget bikin ayam kodok.

Akhirnya dengan modal nekad dan sedikit rengekan minta modal doku ke suami tercinte, jadi juga bikin ayam kodok sendiri. Dan ternyata saudara-saudaraaaa... gak susah lho bikinnya. Beneran gak susah klo kitanya memang niat dan bikinnya dengan senang hati, tulus ikhlas serta penuh cinta (lebayyyy). Memang sih butuh kecermatan dalam menguliti si ayam negeri ini tapi asal kita hati-hati dan pantang menyerah pasti berhasil. Buktinya di percobaan pertama ini ayam kodok buatan saya alhamdulilah sukses, yaa memang sih ada robekan sedikit, cuma sedikit kok.. lagi pula pada akhirnya si ayam kodok ini memang harus dijahit untuk menutupi bagian leher dan pantat ayam yang terbuka (rada vulgar ya, hehe).

Ni penampakkan  kulit ayam yang masih berbentuk mirip ayam:


Sausnya saya bikin saus BBQ tapi kok kurang nendang ya nih saus, agak asem-asem gimana gitu.. mungkin saya terlalu nafsu masukin saus tomat jadinya keaseman deh. Suami bilang sih harusnya sausnya dibikin agak pedas supaya lebih nendang.. yah maklum lah suami orang Sumatra.. Lain kali insyaAllah bikin saus yang nendang itu deh, mungkin bikinnya jg harus sambil nendang sana-sini yee..hehe.

Ini hasil akhirnya setelah dikukus dan dipanggang:

Gimana?? Lumayan kan? hehe.. ada yang kurang ya? yup bener, memang kurang sayuran dan garnish. Tadi waktu belanja lupa gak beli wortel, buncis dan sebagainya jadinya kosong melompong deh keliatannya.. gak apa-apa deh, next kita bikin yang lebih indah dipandang mata.


Selasa, 03 Juni 2014

Pitaya Black Forest for My Husband

Seperti biasa, lagi-lagi menghilang dan muncul beberapa bulan kemudian, hehe.. Maklum bukan bloger sejati. di kemunculan kali ini (bahasa yg aneh) dirikuhh membawa berita bahagia, yaa setidaknya bahagia untuk keluarga saya.. mau tau apa? mau tau ajah atau mau tau bingiittt?..hihi..Alhamdulilah sekarang ini saya lagi hamil anak ke-2, yup,, Alvin sebentar lagi jadi abang. Di awal bulan Juni ini usia kandungan udah masuk 4 bulan, alhmdulilah sehat2 terus, yaa paling gejala2 kehamilan yang umum, kya mual-mual, pusing kleyengan, sakit-sakit badan, dll.. tp memang kehamilan kali ini beda banget sama dulu waktu hamil Alvin. Dulu bisa dibilang ga terlalu berasa hamil, walau memang sih sempat diopname beberapa hari waktu hamil 7 bulan. tp yang namanya mual-mual itu sama sekali gak ada, bahasa kerennya hamil kebo. Hamil sekarang agak berasa berat terutama di awal-awal hamil, badan bener-bener ga fit tp di sisi lain tetep kewajiban sebagai ibu & istri ga bisa ditinggal..jadi jangan harap deh bermalas-malasan n bermanja-manja di hamil ke-2 ini, secara eike ga pake pembokat bo..

Sekian berita bahagianya, nah sekarang pengen banget cerita kalo tgl 2 Juni kemarin suami tercinta ulang tahun. Setelah dini harinya tepat pukul 00.00 WIB saya kasih surprise yang bikin doi kaget sekaligus berbunga-bunga (ups udah jangan dilanjut), nah malemnya setelah dirinya pulang kerja ada surprise ke-2, yaitu kue ulang tahun buatan saya sendiri. Kuenya dikasih nama "Pitaya Black Forest" Apa itu Pitaya? Pitaya itu nama lain dari buah naga, kebetulan banget dapetnya buah naga yang warna dagingnya merah jadi cantik banget untuk dekor black forest, apalagi black forestnya bentuk hati..jadi romantis romantis gimanaaa getoh..

Ini dia penampakkannya:

Suami seneng banget dapet kue ulang tahun yang cantik secantik istrinya (memuji diri sendiri dr pada ga ada yg muji). Pinggirannya ditempel coklat pagar yang cetakannya baru aja dibeli di TBK yg baru buka ga jauh dr rumah. untuk lapisan cakenya gak pake cherry hitam yang umum dipakai diresep-resep black forest karena suami memang gak suka, jadi diganti deh pake white ganache + parutan keju cheddar..jadi sesuai sama selera suami.

Jujur rada tepar juga bikin ni kue, secara badan lagi ga enak. Selama hamil juga memang lagi dilanda baking blue, sampe tetangga sebelah nanya, "tumben teh, lama gak kebagian icip-icip kuenya." wkwkwk.. bawaannya maless bgt, baru lihat resep aja udah keburu cape duluan.

Sekian dulu ah.. mudah-mudahan next post lebih menarik lagi..

Senin, 10 Februari 2014

Cheddar Cheese Cake Pesanan Bumil

Setelah sekian lama akhirnya baru inget kalau diriku ini punya blog..halaah..udeh kaya orang amnesia (sambil ngetuk2 meja). Sebenernya bukan lupa sih, memang dasarnya males aja. Heran ya, lulusan Sastra Indonesia tapi kok males nulis..hihi yaa begitulah saya, nulis kalo lagi mood aja. Well..mumpung si jalu Alvin lagi boci (bobo ciang) mending sang mama nyuri2 waktu menuhin blog yang agak melompong ini.

Sekali-sekali pengen juga kaya emak2 lain yang suka masukin pengalaman mereka di dunia per-baking-an ke dalam sebuah tulisan di blog pribadi. Secara selama ini saya senengnya nge-post gambar masakan atau kue ke album foto di facebook.. Oh ya, gambarnya bener-bener hasil karya sendiri lho ya, maha karya eike selama di dapur..beuh..maha karyaaa,,ckckck.. dan rajin nge-post gambar masakan atau kue di facebook itu bukan tanpa alasan, ups..tapi ga tau juga kalo orang lain ya.. yang jelas alasan saya adalah supaya orang tau bahwa saya ini bisa masak dan bikin kue, setelah itu muncul keinginan untuk memesan masakan/kue dari saya..hahaha,,UUD (ujung-ujungnya duit). Yaaa..kelepon kelepon atuh bu..naon we lah, nu penting mah mesen ka saya, mamahna Alvin, weleh-weleh..naha jadi nyunda kieu.

Lanjut. Nah, syukur alhamdulilah ga sia-sia juga saya rajin post gambar karena pada akhirnya ada juga beberapa sodara yang mesen, ya walaupun hanya beberapa orang saja alias dapat dihitung 5 jari (itu pun ga nyampe 5). Ga apa-apa yang penting pada tau dulu bahwa saya ini bukan emak-emak yang cuma bisa ngurus anak  tapi juga bisa menghasilkan sesuatu yang bisa dimakan dan mudah-mudahan bisa dinikmati (sejauh ini bisa dinikmati lidah saya dan keluarga).

Beberapa waktu lalu adik kelas semasa kuliah yang sekarang jadi sepupu ipar saya menghubungi saya lewat BBM. Kebetulan dia lagi hamil anak pertama. Dia bilang selama hamil nafsu makannya bertambah, bahkan selama hamil sampai usia 8 bulan beratnya sudah naik hampir 14 kg. Tiba-tiba dia bilang lagi pengen makan cheese cake, terus nanya apa saya bisa bikin cheese cake. Langsung deh sinyal ijo nyala di otak saya.. (asiikk..orderan..orderan..). Cuma dia minta cheese cakenya yang sederhana, bukan cheese cake yang pake cream cheese karena dia tau kalo pake cream cheese harganya lumayan bikin manyun. Kebetulan memang udah lama saya kepingiiinn banget nyoba satu resep dari Dapur Solia, yaitu resep Cheddar Cheese Cake. Katanya sih resep ini lumayan enak dan juga irit karena ga perlu pake cream cheese tapi rasanya lembut n ngeju. Ya sutra langsung deh berangkat ke tbk deket rumah beli bahan-bahan untuk tempur di dapur. 

Eng..ing..eeeeng...ini dia Cheddar Cheese Cake yang lembut dan memang bener-bener ngejuuuu banget tapi ga eneg sama sekali apalagi dengan olesan selai strawberry di atasnya,, jadi suegerrr tenaann..


Jangan komentar dekorasinya yaa.. hehe.. saya tau memang seadanya dekorasinya karena si bumil juga maunya yang sederhana & ga wah-wah. Yo wis saya nurut aja, yang penting komentar dari si pemesan tentang rasanya itu yang bikin saya mengharu biru.. Katanya rasanya enak banget, lembut n ngeju. Alhamdulilah... terimakasih untuk si empunya resep Dapur Solia. Semoga orderan bertambah & makin banyak.. Aminnn... :)